Selasa, 19 September 2017

#SOLD_OUT_TERMAHAR_KOSONG


DAPUR : Condong Campur
PAMOR : Wos Wutah
TANGGUH : Mataram
WARANGKA : Gayaman

Untuk pemesanan / pembayaran bisa via Tokopedia
Atau Hubungi: 
Telp./W.A: 0816869621
BBM: D97B02D4
Desa Bakalan Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang





Condong Campur adalah salah satu keris pusaka milik Kerajaan Majapahit yang banyak disebut dalam legenda dan folklor. Keris ini dikenal dengan nama Kanjeng Kyai Condong Campur.



Keris ini merupakan salah satu dapur keris lurus. Panjang bilahnya sedang dengan kembang kacang, satu lambe gajah, satu sogokan di depan dan ukuran panjangnya sampai ujung bilah, sogokan belakang tidak ada. Selain itu, keris ini juga menggunakan gusen dan lis-lis-an.

Condong Campur merupakan suatu perlambang keinginan untuk menyatukan perbedaan. Condong berarti miring yang mengarah ke suatu titik, yang berarti keberpihakan atau keinginan. Sedangkan campur berarti menjadi satu atau perpaduan. Dengan demikian, Condong Campur adalah keinginan untuk menyatukan suatu keadaan tertentu.

Dalam dunia keris muncul mitos dan legenda yang mengatakan adanya pertengkaran antara beberapa keris. Keris Sabuk Inten yang merasa terancam dengan adanya keris Condong Campur akhirnya memerangi Condong Campur. Dalam pertikaian tersebut, Sabuk Inten kalah. Sedangkan keris Sengkelat yang juga merasa sangat tertekan oleh kondisi ini akhirnya memerangi Condong Campur hingga akhirnya Condong Campur kalah dan melesat ke angkasa menjadi Lintang Kemukus(komet atau bintang berekor), dan mengancam akan kembali ke bumi setiap 500 tahun untuk membuat huru hara, yang dalam bahasa Jawa disebut ontran-ontran.


Menatap penampilan menyeluruh keris ini, orang akan terkesima pancaran wibawanya. Kesan wingit, disertai aura dingin yang menyelimutinya langsung bisa dirasakan begitu melolos (menarik dari warangka) pusaka ini. Hitam dalam kebiruannya begitu angker, merata di sepanjang bilah diselingi pamor pada bagian sor soran yang tenggelam dalam kondisi terkikis jaman.